PENGERTIAN FRASA DAN KONJUNGSI
KONJUNGSI
Kata penghubung disebut juga konjungsi
atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa
yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa
(Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah
kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam
konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Menurut Depdikbud (1991:519) konjungsi
adalah partikel yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, sedangkan menurut
Chaer (2000:140) konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan
kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi)
berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan
klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Fungsi Konjungsi
Fungsi konjungsi menghubungkan :
a. kata dengan kata.
b. Frasa dengan frasa.
c. Klausa dengan klausa.
d. kalimat dengan kalimat.
e. paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
Fungsi konjungsi menghubungkan :
a. kata dengan kata.
b. Frasa dengan frasa.
c. Klausa dengan klausa.
d. kalimat dengan kalimat.
e. paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
Jenis-Jenis Konjungsi
1. Konjungsi antar klausa
Konjungsi antar klausa dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu sebagai berikut:
A. Konjungsi
koordinatif adalah
konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang
kedudukannya sederajat atau setara(Abdul Chaer, 2008: 98) Konjungsi koordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status
sintaksis yang sama. (konjungsi setara )
B.
Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak
sama. (konjungsi bertingkat ). Macam-macamnya:
·
Konjungsi
subordinatif waktu; sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika,
tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai.
·
Konjungsi
subordinatif syarat; jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
·
Konjungsi
subordinatif pengadaian; andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya,
sekiranya
·
Konjungsi
subordinatif tujuan; agar, supaya, biar
- Konjungsi
subordinatif konsesif; biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun,
sungguhpun, kendatipun.
- Konjungsi
subordinatif pembandingan; ibarat, seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana.
- Konjungsi
subordinatif sebab; sebab, karena, oleh karena
- Konjungsi
subordinatif hasil; hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya)
- Konjungsi
subordinatif alat; dengan
- Konjungsi
subordinatif cara; tanpa
- Konjungsi
subordinatif komplementasi; bahwa
- Konjungsi
subordinatif atributif; yang
- Konjungsi
subordinatif perbandingan; sama … dengan
3. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status
sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang
dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
2. Konjungsi antarkalimat
Konjungsi
antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat
yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru
dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Macam-macam konjungsi
antarkalimat :
- Konjungsi
yang menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya, seperti biarpun demikian/begitu, sekalipun
demikian/begitu, sesungguhnya demikian/begitu, walaupun
demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu. Contoh: Saya
tidak suka dengan cara dia berbicara. Walaupun demikian,saya harus
tetap menghormatinya.
- Konjungsi
yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat
sebelumnya, seperti sesudah itu, setelah
itu, dan selanjutnya. Contoh: Untuk hari ini, yang akan saya
pelajari pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah
itu, saya akan belajar Matematika.
- Konjungsi
yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang
telah dinyatakan sebelumnya, seperti tambahan pula, lagi
pula, dan selain itu. Contoh: Kami menyambut tahun baru dengan
kemeriahan kembang api.Selain itu, suara terompet juga ikut menambah
semaraknya suasana tahun baru.
- Konjungsi
yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya,
seperti sebaliknya. Contoh: Janganlah kita membuang sampah di sungai
ini! Sebaliknya, kita harus menjaganya agar tetap bersih untuk
mencegah terjadinya banjir.
- Konjungsi
yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti
sesungguhnya dan bahwasanya. Contoh: Temanku mengalami
kecelakaan tadi siang. Sesungguhnya, aku sudah mencegahnya untuk
tidak mengendarai sepeda motor saat hujan tadi siang.
- Konjungsi
yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya,
seperti malahan dan bahkan. Contoh: Penduduk di Indonesia
banyak yang mengalami masalah ekonomi. Bahkan, ada penduduk yang
sampai bunuh diri karena masalah ekonomi tersebut.
- Konjungsi
yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya,
seperti namun dan akan tetapi. Contoh: Situasi di desa kami
sudah cukup aman setelah terjadi gempa tadi pagi. Akan
tetapi, pihak yang berwenang menyuruh warga agar tetap waspada karena
ada kemungkinan terjadinya gempa susulan.
- Konjungsi
yang menyatakan konsekuensi, seperti dengan demikian. Contoh: Kamu
telah terpilih menjadi ketua kelas bulan ini. Dengan
demikian, kamu harus menjalani tugasmu dengan sebaik-baiknya.
- Konjungsi
yang menyatakan akibat, seperti oleh karena itu dan oleh
sebab itu. Contoh: Aku sudah melarangnya untuk melakukan hal
itu. Oleh karena itu, biarkan saja dia merasakan akibatnya.
- Konjungsi
yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya,
seperti sebelum itu. Contoh: Sukanto telah berhasil memecahkan
rekornya sendiri dalam ajang SEA Games tahun ini. Sebelum
itu, dia juga pernah memecahkan rekor atas namanya sendiri pada ajang
SEA Games tiga tahun yang lalu.
3. Konjungsi Antar paragraf
Konjungsi antar
paragraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat
konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya. Konjungsi antar paragraf pada
umumnya terletak pada awal paragraf. Contoh konjungsi antarparagraf yaitu:
- Alkisah Bayan
berhikayat
- Sebermula ada
seorang saudagar
Pengertian
Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang
berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer,
1994:22). Menurut Ramlan (1987:151) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Adapun Verhaar
(1999:292) mendefinisikan frasa sebagai kelompok kata yang merupakan bagian
fungsional dari tuturan yang lebih panjang. Sementara itu, menurut Koentjoro
(dalam Baehaqie, 2008: 14), frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas
dua kata atau lebih dari dua kata yang tidak berciri klausa dan pada umumnya
menjadi pembentuk klausa. Contohnya adalah frasa-frasa dalam kalimat (1) Saya sedang menulis artikel
kebahasaan. Dalam kalimat (1) terdapat dua frasa yakni sedang menulis dan artikel kebahasaan.
§ Jenis Frasa
§ Frasa dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria brikut: (1) ada tidaknya konstituen inti,
(2) kompleksitas konstituen penyusunnya, dan (3) maknanya. Berdasarkan ada
tidaknya konstitun ini, frasa dibedakan atas frasa endosentris dan frasa
eksosentris. Berdasarkan kompleksitas konstituen penyusunnya, frasa dibagi
menjadi dua yaitu frasa dasar dan frasa turunan. Sementara itu, dilihat dari
segi maknanya, frasa dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu frasa lugas dan
frasa idiomatis.
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah
frasa yang memiliki konstituen inti. Berdasarkan kesetaraan dan hubungan
antarkonstituen intinya frasa endosentris dibedakan menjadi tiga, yaitu frasa
endosentris atributif, frasa endosentris koordinatif, dan frasa endosentris
yang apostif (Chaer, 1994:225-229).
2. Frasa
Endosentris yang Atributif
Frasa endosentris yang
atributif merupakan frasa endometris yang terdiri atas konstituen-konstituen
tidak setara. Di dalamnya terdapat konstituen berstatus sebagai atribut,
disebabkan adanya konstituen yang berperan sebagai konstituen inti.
Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya frasa mahasiswaini, dosen sintaksis, bahasa saya.
§ Dilihat dari segi
konstituen atributnya, frasa endosentris atributif dapat dipilah menjadi dua
yaitu, frasa endosentris atributif klitikal dan frasa endosentris atributif
nonklitikal. Frasa endosentris atributif klitikal adalah frasa endosentris
atributif yang konstituen atributnya berupa klitik, contohnya majalahku, tabloidmu, artikelnya.
§ Dilihat dari kategori
intinya, frasa endosentris yang atributif dibedakan menjadi: (
§ 1) frasa nominal
seperti kursi kayu jati,
§ (2) frasa verbal
seperti sedang berpidato,
§ (3) frasa pronominal
seperti kita berdua,
§ (4) frasa numeralia
seperti dua buah,
§ (5) frasa interogativa
seperti apa dan siapa,
§ (6) frasa demonstrative
seperti ini dan itu,
§ (7) frasa adjectival
sepertilancar sekali, dan
§ (8) frasa adverbial
seperti tadi pagi (Ramlan
1987:154-157).
§ Frasa Endosentris yang Koordinatif
Frasa endosentris yang
koordinatif adalah frasa enosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen
yang setara. Konstituen-konstituen tersebut adalah konstituen ini, jadi tidak
ada konstituen yang bukan inti. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya
kemungkinan kokstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan atau atau. Misalnya frasa penelitian dan pengembangan, Mustafa Bisti
atau Gus Mus, ibu bapak, tua muda.
§ Frasa
Endosentris yang Apositif
Frasa endosentris yang apositif
merupakan frasa yang mirip dengan frasa endosentris yang koordinatif dalam
masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya pada
kalimat Presiden Amerika Barack
Obama datang di Auditorium Unnes. Presiden Amerika Barack Obama merupakan frasa endosentrik
apositif. Unsur Presiden Amerikasebagai
unsur pusatnya, sedangkan Barack
Obama sebagai apositif. Kedua unsur tersebut bisa saling
menggantikan dalam kalimat, dan mempunyai informasi yang sama. Dapat
disimpulkan,Presiden Amerika datang di Auditorium Unnes dan Barack Obama datang di Auditorium Unnes.
2. Frasa
Eksosentris
Frasa eksosentrik adalah
frasa yang komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan
keseluruhannya. Misalnya, frasa di
rumah, yang terdiri atas komponen didan komponen pasar. Secara
keseluruhan atau secara utuh frasa ini dapat mengisi fungsi keterangan, misalnya
dalam kalimat Dia belajar di rumah. Baik
komponen di maupun
komponen rumah, tidak
dapat berfungsi sebagai keterangan seperti dalam kalimat (a), sebab konstruksi
(b) dan (c) tidak berterima.
(a) Dia
belajar di
(b) Dia
belajar rumah
Frasa eksosentris dibedakan
atas frasa eksosentris direktif dan frasa eksosentris nondirektif. Frasa
eksosentris direktif komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke,dan dari, dan komponen keduanya
berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. Oleh karena
komponen pertama berupa preposisi, maka frasa eksosentris direktif ini lazim
juga disebut frasa preposisisonal. Perhatikan contoh (d), (e), dan (f) berikut
ini.
(c) dari batang kayu
(d) demi ketenteraman
(e) ke kota
Frasa eksosentis nondirektif
adalah frasa eksosentris yang kosntituen perangkainya berupa artikula,
sedangkan kosntituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori
nomina, verba, atau adjektiva, misalnya : sang suami, para tamu.
3. Frasa
Dasar dan Frasa Turunan
Frasa dasar ialah frasa
yang konstituen pembentuknya sederhana, yaitu apabila berkonstruksi endosentris
atributif atau eksosentris, frasa tersebut hanya terdiri atas dua patah kata;
misalnya buku sintaksis, bahasa
Indonesia. Adapun apabila berkonstruksi endosentris koordinatif
dapat terdiri atas dua, tiga, atau lebih dari tiga kata; misalnya: dosen, mahasiswa, dan karyawan.
Adapun frasa dikatakan
sebagai frasa turunan jika frasa tersebut sudah mengalami penurunan yang
disebabkan adanya penambahan kata atau frasa lain dalam frasa tersebut.
Misalnya : Spidol dan kapur
tulis. Kalimat tersebut terdapat dua frasa yaitu frasa kapur tulis(frasa endosentris
atributif nominal), dan frasa spidol
dan kapur tulis (frasa endosentris koordinatif)
4. Frasa
Lugas dan Frasa Idiomatis
Berdasarkan
makna konstituen leksikal pembentuknya, frasa dapat dibedakan menjadi frasa
ligas dan frasa idiomatic. Frasa lugas adalah frasa yang maknanya masih lugas
sebagaimana konstituen leksikal pembentuknya. Sedangkan frasa idiomatic adalah
frasa yang membentuk idiom tertentu sehingga maknanya pun bersifat idiomatic,
artinya makna yang terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan
konstituen-konstituen leksikal pembentuknya. Misalnya; (1) Kambing hitam itu milik siapa?, (2) Jangan suka mengambinghitamkan orang
lain. Konstruksi kambing
hitam pada kalimat (1) merupakan frasa lugas yang bermakna kambing
yang berbulu hitam, sedangkan pada kalimat (2) kambing hitam merupakan frasa idiomatic yang berarti
menuduh orang lain melakukan kesalahan.
Frasa
§ 1. Hakekat
Frasa
§ Frasa adalah gabungan dua
kata atau lebih yang bersifat nonprediktif, artinya tidak terdapat predikat.
Sering juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis dalam kalimat. Contoh frasa:
§ - Nasi goreng
§ - Anak emas
§ - Rumah megah
§ - Baru pulang
§ Satuan bahasa nasi goreng, anak emas, rumah megah, dan baru pulang adalah frasa tidak
membentuk hubungan subjek dan predikat.
§ 2. Jenis
Frasa Berdasarkan Kelas Kata
§ Berdasarkan kelas kata,
frasa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
§ 1.
Frasa verbal
§ Frasa herbal adalah
kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja. Frasa verbal terdiri dari tiga
macam, yaitu:
§ a.
Frasa verbal modifikatif (pewatas) yang dibedakan menjadi.
1. Pewatas
belakang, seperti contoh berikut:.
- Ia sakit keras sekarang
-
Andi berlari cepat saat
pulang ke rumah dari sekolah
§ 2. Pewatas
depan, seperti contoh berikut:
- Kami akan melantunkan lagu Peterpan
-
Kamu pasti menyukai pakaian
itu
§ b.
Frasa verbal koordinatif, yaitu dua verba yang disatukan dengan kata
penghubung dan atau atau, seperti contoh berikut:
- Mereka datang dan pergi kerumah ini
- Kita
pergi atau kembali ke
rumah saja
§ c.
Frasa verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan. Contoh frasa
verbal apositif, yaitu:
- Desa
Marga Mulya, tempat tinggal
saya, akan menjadi pusat pemerintahan kecamatan Sungai Bahar.
§ 2.
Frasa Adjektival
Frasa adjectival adalah kelompok
kata yang menggunakan kata sifat atau keadaan sebagai inti dan menambahkan kata
lain yang berfungsi menerangkan. Frasa adjectival dibagi atas tiga jenis,
yaitu:
§ a.
Frasa adjektival modifikatif (membatasi), contohnya sebagai berikut:
- Cantik nian pacarmu
- Indah benar pemandangan itu.
§ b.
Frasa adjektival koordinatif (menggabungkan), contohnya sebagai berikut:
- Mereka merasa tenang dan damai tinggal di komplek
perumahan ini.
§ c.
Frasa adjektival apositif, contohnya sebagai berikut:
- Srikandi
cantik, ayu rupawan,
diperistri oleh Arjuna.
§ 3.
Frasa Nominal
Frasa nominal adalah
kelompok kata yang dibenuk dengan menggunakan kata benda. Frasa nominal dibagi
menjadi:
§ a.
Frasa nominal modifikatif (mewatasi), contohnya sebagai berikut:
- Pada hari minggu bank tutup
- Pada minggu pertama masuk kuliah,
dosen banyak yang tidak masuk
§ b.
Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), contohnya sebagai
berikut:
- hak dan kewajiban telah diatur dalam UUD
1945
§ 4.
Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah
kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa adverbial
dibagi menjadi:
§ a.
Frasa adverbial yang bersifat modifikatif (mewatasi), contohnya sebagai
berikut:
- Andi adalah murid
yang sangat pintar.
§ b.
Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling menerangkan),
contohnya sebagai berikut:
- Jarak antara kost
saya dengan kampus kurang lebih 1 kilometer.
§ 5.
Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah
frasa yang dibentuk dari kata ganti. Frasa Pronominal dibagi menjadi:
§ a.
Frasa pronominal modifikatif, contohnya sebagai berikut:
- Kita semua adalah mahasiswa sastra
Indonesia
- Kami berdua sedang menunggu angkot
§ b.
Frasa pronominal koordinatif, contohnya sebagai berikut:
- Aku dan kau pergi ke kampus
- Aku dan dia duduk berdua
§ c.
Frasa pronominal apositif, contohnya sebagai berikut:
- Kami, mahasiswa Indonesia, memerangi
korupsi
- Mahasiswa, para dosen, bersalam-salaman
§ 6.
Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah
kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa numeralia terdiri dari
dua jenis yaitu:
§ a.
Frasa numeralia modifikatif, contohnya seperti berikut:
- Bencana itu
menelan dua ratus lima puluh jiwa.
- Harga bakso yang
anda makan adalah Sembilan ribu
rupiah.
§ b.
Frasa numeralia koordinatif, contohnya seperti di bawah ini.
- tiga atau
empat pria
bertubuh besar merampok sebuah toko emas
- Entah tiga, entah
empat kali
dia menyakitiku
§ 7.
Frasa Introgativa koordinatif
Frasa introgativa
koordinatif adalah frasa yang menjadikan kata Tanya sebagai inti. Contohnya
seperti berikut:
- Pertanyaan apa atau mengapa kini terjawab
sudah
- entah mengapa atau bagaimana saya bisa
menjadi seperti ini
§ 8.
Frasa Demonstrativa koordinatif
Frasa demonstrativa
koordinatif adalah frasa yang dibentuk dengan dua kata yang tidak saling
menerangkan. Contohnya seperti berikut:
- Aku telah
mencarimu disana dan disini
- Aku memakai
sepatu yang ini atau itu, sama
saja
§ 9.
Frasa Proposional Koordinatif
Frasa proposional
koordinatif adalah frasa yang dibentuk dari kata depan dan tidak saling
menerangkan. Contohnya seperti berikut:
- Perjalanan
kami dari dan ke Bandung
memerlukan waktu enam jam.
- Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.
Frasa adalah gabungan dua kata atau
lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada
yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.
Contoh:
Nenekku
Dipohon
Ciri-Ciri Frasa
Frasa memiliki beberapa ciri yang dapat diketahui,
yaitu :
1. Terbentuk atas dua kata atau lebih
dalam pembentukannya.
2. Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Mengandung satu kesatuan makna
gramatikal.
4. Bersifat Non-predikatif.
Frasa berdasarkan
jenis/kelas kata
Frasa Nomina
Frasa Nomina adalah kelompok kata benda yang
dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dapat dibedakan
lagi menjadi 3 jenis yaitu :
A. Frasa Nomina Modifikatif (mewatasi), misal : rumah mungil, hari senin, buku dua buah, bulan pertama, dll.
B. Frasa Nomina Koordinatif (tidak saling
menerangkan),
misal : hak dan kewajiban, sandang pangan, sayur mayur, lahir bathin, dll.
C. Frasa Nomina Apositif
Contoh frasa nominal apositif :
a). Jakarta, Ibukota Negara Indonesia, sudah berumur 485 tahun.
b). Melati, jenis tanaman perdu, sudah menjadi simbol bangsa Indonesia sejak
lama.
c). Banjarmasin,Kota Seribu Sungai, memiliki banyak sajian kuliner yang
enak.njadi tempat
Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang terbentuk
dari kata kata kerja. Kelompok kata ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
Frasa Verbal Modifikatif (pewatas), terdiri atas pewatas belakang,
misal : a). Ia bekerja keras sepanjang
hari. b). Kami membaca buku itu
sekali lagi. Pewatas depan, misal : a). Kami yakin mendapatkan pekerjaan itu. b). Mereka pasti membuat karya yang lebih
baik lagi pada tahun mendatang.
Frasa Verbal Koordinatif adalah 2 verba yang digabungkan
menjadi satu dengan adanya penambahan kata hubung 'dan' atau 'atau', Contoh
kalimat : a). Orang itu merusak
dan menghancurkan tempat tinggalnya sendiri. b). Kita pergi ke toko buku atau ke perpustakaan.
Frasa Verbal Apositif yaitu sebagai keterangan yang
ditambahkan atau diselipkan. Contoh kalimat : a). Pekerjaan Orang
itu, berdagang kain, kini
semakin maju. b). jorong, tempat
tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan batubara.
Frasa Ajektifa
Frasa ajektifa ialah kelompok kata yang dibentuk
oleh kata sifat atau keadaan sebagai inti (diterangkan) dengan menambahkan kata
lain yang berfungsi menerangkan, seperti : agak, dapat, harus, lebih, paling dan
'sangat. Kelompok kata ini terdiri
dari 3 jenis, yaitu :
1. Frasa Adjektifa Modifikatif (membatasi), misal : cantik sekali, indah nian, hebat benar, dll.
2. Frasa Adjektifa Koordinatif (menggabungkan),
misal : tegap kekar, aman tentram, makmur dan sejahtera, dll
3. Frasa Adjektifa Apositif, misal :
a). Srikandi cantik, ayu menawan, diperistri oleh Arjuna.
b). Desa Jorong, tempat tinggalku dulu, kini menjadi daerah pertambangan
batubara.
Frasa Apositif bersifat memberikan keterangan
tambahan. Frasa Srikandi cantik dan Desa Jorong merupakan unsur
utama kalimat, sedangkan frasa ayu
menawan, dan tempat
tinggalku dulu, merupakan keterangan tambahan.
Frasa Adverbial
Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk
dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi),
misal : sangat baik kata baik merupakan inti dan
kata sangat merupakan
pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali,lebih kuat, dengan
bangga, dengan gelisah.
Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak menerangkan), contoh
frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
Frasa Pronominal
Frasa Pronominal ialah frasa yang dibentuk dengan
kata ganti, frasa ini terdiri atas 3 jenis yaitu :
A. Modifikatif, misal kalian semua, anda
semua, mereka semua, mereka itu, mereka berdua.
B. Koordinatif, misal engkau dan aku, kami
dan mereka, saya dan dia.
C. Apositif, misal :
a). Kami, putra-putri Indonesia, menyatakan perang melawan narkotika.
Frasa Numeralia
Frasa Numeralia ialah kelompok kata yang dibentuk
dengan kata bilangan. Frasa ini terdiri atas :
A. Modifikatif, contoh : a). Mereka
memotong dua puluh ekor sapi kurban.
b). Kami membeli setengah lusin
buku tulis.
B. Koordinatif, contoh : a). Entah dua atau tiga sapi yang
telah dikurbankan. b). Dua atau
tiga orang telah menyetujui kesepakatan itu.
Frasa Interogativ Koordinatif ialah frasa yang berintikan pada
kata tanya. contoh : a). Jawaban dari apa atau siapa ciri
dari subjek kalimat. b). Jawaban darimengapa atau bagaimana merupakan pertanda
dari jawaban predikat.
Frasa Demonstrativ Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh
dua kata yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Saya tinggal di sana atau di sini sama saja.
b). Kami pergi kemari atau kesana tidak
ada masalah.
Frasa Preposisional Koordinatif ialah frasa yang dibentuk oleh
kata depan yang tidak saling menerangkan. contoh : a). Petualangan
kami dari dan ke Jawamemerlukan
waktu satu bulan. b). Perpustakaan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat umum.
Frasa berdasarkan fungsi
unsur pembentuknya
Berdasarkan fungsi dari unsur pembentuknya frasa
terdiri dari beberapa macam, yaitu :
Frasa Endosentris yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi
untuk diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).
contoh frasa :kuda hitam (DM), dua orang (MD).
Ada beberapa jenis frasa endosentris, yaitu :
1. Frasa atributif yaitu frasa yang pola
pembentuknya menggunakan pola DM atau MD. contoh : Ibu kandung (DM), tiga ekor (MD).
2. Frasa apositif yaitu frasa yang salah satu
unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola
diterangkan). contoh : Farah
si penari ular sangat cantik., kata Farah posisinya sebagai diterangkan (D), sedangkan si penari ular sebagai
menerangkan (M).
3. Frasa koordinatif yaitu frasa yang unsur-unsur
pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : ayah ibu, warta berita, dll.
Frasa eksosentris yaitu frasa yang salah satu unsur
pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : dari Bandung, kepada
teman, di kelurahan,
dll.
Frasa Berdasarkan satuan
makna yang dikandung/dimiliki unsur-unsur pembentuknya
Untuk kategori frasa berdasarkan satuan makna yang
dikandung atau yang dimiliki unsur-unsur pembentuknya dapat dibagi menjadi
beberapa frasa, yaitu :
-
Frasa
biasa yaitu frasa
yang hasil pembentukannya memiliki makna yang sebenarnya (denotasi). contoh
kalimat : a) Ayah membeli kambing
hitam; b) Meja hijau itu
milik ayah.
-
Frasa
idiomatik yaitu frasa
yang hasil pembentukannya menimbulkan/memiliki makna baru atau makna yang bukan
sebenarnya (konotasi). contoh kalimat :Orang tua Lintang baru kembali dari Jakarta.
Comments
Post a Comment